Performa Lambat setelah Update? Cara Mengembalikan Responsif
Performa Lambat setelah Update? Cara Mengembalikan Responsif

Pernahkah kamu merasa laptop atau PC menjadi lebih lambat setelah melakukan update sistem operasi? Padahal, pembaruan seharusnya membuat perangkat menjadi lebih cepat, stabil, dan aman. Namun, kenyataannya tak selalu begitu. Banyak pengguna Windows maupun macOS melaporkan performa yang menurun setelah update besar. Aplikasi terasa berat, waktu booting lebih lama, bahkan kursor sering macet beberapa detik.

Mengapa hal ini bisa terjadi, dan bagaimana cara mengembalikan performa agar kembali responsif seperti semula? Artikel ini akan membahas penyebab paling umum, serta langkah-langkah efektif yang bisa kamu lakukan tanpa harus melakukan instal ulang sistem.


Mengapa Laptop Bisa Lemot Setelah Update?

Sebelum mencari solusi, penting untuk memahami akar masalahnya. Tidak semua update “bermasalah”, tetapi ada beberapa alasan teknis mengapa performa justru menurun setelah pembaruan.

1. Driver Belum Sepenuhnya Kompatibel

Setiap update besar pada sistem operasi seperti Windows 10 ke Windows 11, atau update macOS versi terbaru, sering kali membawa perubahan pada cara sistem berinteraksi dengan hardware. Jika driver perangkat (seperti GPU, Wi-Fi, atau audio) belum diperbarui oleh produsen, bisa terjadi konflik yang membuat sistem tidak berjalan optimal.

Contohnya, update Windows bisa menyebabkan GPU menggunakan driver lama yang tidak mendukung fitur baru, sehingga performa gaming atau rendering menurun drastis.

2. Indexing dan Proses Latar Belakang

Setelah update, sistem biasanya akan melakukan tugas-tugas latar belakang seperti indexing file, optimalisasi sistem, atau pembaruan aplikasi bawaan. Proses ini bisa memakan waktu berjam-jam dan membuat CPU serta disk bekerja keras, sehingga laptop terasa lemot untuk sementara waktu.

3. Update Membawa Fitur Tambahan

Fitur baru tidak selalu berarti efisien. Misalnya, beberapa versi Windows membawa fitur visual tambahan (seperti animasi dan transparansi) yang menambah beban GPU. Begitu juga dengan macOS yang semakin fokus pada tampilan dan sinkronisasi iCloud, yang otomatis berjalan di latar belakang.

4. Software Lama Tidak Kompatibel

Beberapa aplikasi lama mungkin belum disesuaikan dengan update terbaru. Hasilnya, mereka berjalan tidak stabil atau menggunakan sumber daya sistem berlebihan.

5. Ruang Penyimpanan Menipis

Update besar sering memakan puluhan gigabyte ruang penyimpanan, karena sistem menyimpan versi lama untuk keperluan rollback. Ketika ruang penyimpanan hampir penuh, performa akan turun drastis karena sistem kehabisan ruang untuk file sementara (cache dan paging file).


Langkah 1: Bersihkan File Sisa Update

Langkah pertama untuk mengembalikan performa adalah menghapus file sisa pembaruan yang tidak lagi dibutuhkan.

Windows

  1. Buka Settings > System > Storage > Temporary Files.
  2. Centang Previous Windows Installation dan Windows Update Cleanup.
  3. Klik Remove files.

Atau gunakan Disk Cleanup:

  • Tekan Windows + S → ketik “Disk Cleanup” → pilih drive C.
  • Klik Clean up system files → centang semua item yang berkaitan dengan update.

macOS

  • Buka About This Mac > Storage > Manage.
  • Pilih Reduce Clutter untuk menghapus file yang tidak perlu.

Selain itu, gunakan aplikasi seperti CleanMyMac atau CCleaner (untuk Windows) untuk menghapus cache dan log lama yang masih tertinggal.


Langkah 2: Perbarui Driver Perangkat

Driver adalah jembatan antara sistem operasi dan perangkat keras. Jika update OS mengganti cara komunikasi hardware, driver lama bisa menyebabkan bottleneck.

Cara Update di Windows

  1. Tekan Windows + X → pilih Device Manager.
  2. Klik kanan perangkat yang ingin diperbarui (misal: Display Adapter untuk GPU).
  3. Pilih Update driver > Search automatically.

Namun, hasil otomatis sering tidak akurat. Lebih baik unduh driver terbaru langsung dari:

  • Situs resmi Intel, AMD, atau NVIDIA untuk GPU.
  • Situs produsen laptop (ASUS, Acer, Lenovo, HP, Dell) untuk driver chipset dan audio.

Di macOS

Driver umumnya terintegrasi dalam sistem. Namun, pastikan kamu menggunakan aplikasi versi terbaru agar kompatibel dengan macOS terkini.


Langkah 3: Matikan Aplikasi Startup yang Tidak Perlu

Setelah update, beberapa aplikasi bisa mengaktifkan dirinya agar berjalan otomatis saat startup. Ini memperlambat waktu booting dan membuat sistem terasa berat.

Windows

  1. Tekan Ctrl + Shift + Esc untuk membuka Task Manager.
  2. Buka tab Startup apps.
  3. Nonaktifkan aplikasi yang tidak penting seperti Spotify Web Helper, Adobe Updater, atau OneDrive (jika tidak digunakan).

macOS

  1. Buka System Settings > General > Login Items.
  2. Hapus aplikasi yang tidak dibutuhkan dari daftar startup.

Semakin sedikit aplikasi yang berjalan saat startup, semakin cepat laptop kembali responsif.


Langkah 4: Optimalkan Pengaturan Visual dan Daya

Kadang performa turun bukan karena hardware, tapi karena sistem menggunakan mode tampilan yang terlalu berat.

Windows

  • Tekan Windows + R, ketik sysdm.cpl, lalu buka tab Advanced > Performance Settings.
  • Pilih opsi Adjust for best performance (atau kustom sesuai kebutuhan).

Selain itu:

  • Di Settings > System > Power & Battery, ubah mode ke Best Performance.

macOS

  • Buka System Settings > Accessibility > Display.
  • Aktifkan opsi Reduce motion dan Reduce transparency untuk mengurangi beban GPU.

Langkah 5: Cek Proses Latar Belakang dan Penggunaan Sumber Daya

Jika laptop tetap lambat, kemungkinan ada proses yang menguras CPU atau RAM di latar belakang.

Windows

Gunakan Task Manager (Ctrl + Shift + Esc):

  • Lihat tab Processes → urutkan berdasarkan CPU atau Memory usage.
  • Jika ada aplikasi memakan sumber daya besar (seperti Antimalware Service Executable atau Windows Installer), biarkan selesai dulu atau restart sistem.

macOS

Buka Activity Monitor:

  • Cek tab CPU dan Memory untuk melihat proses berat.
  • Tutup aplikasi yang tidak digunakan.

Langkah 6: Kembalikan ke Versi Sebelumnya (Jika Diperlukan)

Jika setelah semua langkah di atas laptop masih tetap lemot, mungkin versi update-nya memang tidak cocok untuk perangkatmu. Solusinya: rollback ke versi sebelumnya.

Windows

  1. Buka Settings > System > Recovery.
  2. Pilih Go back di bagian Previous version of Windows.
  3. Ikuti instruksi di layar.

Catatan: Opsi ini hanya tersedia dalam 10 hari setelah update besar.

macOS

Apple tidak menyediakan tombol “rollback”, tapi kamu bisa melakukan Time Machine restore jika sebelumnya telah membuat backup.


Langkah 7: Optimasi Penyimpanan dan RAM

Performa lambat sering disebabkan oleh RAM yang hampir penuh atau SSD yang kelebihan beban.

Tips untuk RAM

  • Tutup browser dengan terlalu banyak tab.
  • Gunakan aplikasi ringan: misalnya Edge alih-alih Chrome, atau LibreOffice alih-alih Microsoft Office berat.
  • Tambahkan RAM fisik jika laptop mendukung upgrade.

Tips untuk Penyimpanan

  • Pastikan minimal 20% ruang kosong di drive sistem.
  • Gunakan fitur Storage Sense di Windows atau Optimize Storage di macOS untuk menghapus file sementara secara otomatis.

Langkah 8: Lakukan Maintenance Berkala

Agar performa tetap stabil setelah update, lakukan perawatan rutin berikut:

  1. Defragmentasi (untuk HDD saja) – Gunakan Defragment and Optimize Drives di Windows.
  2. Scan malware – Kadang update membuka celah kecil yang dieksploitasi malware ringan.
  3. Periksa update minor – Microsoft dan Apple sering merilis patch tambahan untuk memperbaiki bug dari update besar.
  4. Gunakan aplikasi monitoring – seperti HWMonitor atau iStat Menus untuk memantau suhu dan kinerja sistem.

Langkah 9: Reset Pengaturan Sistem (Langkah Terakhir)

Jika semua langkah gagal dan performa tetap buruk, kamu bisa melakukan reset sistem tanpa menghapus data pribadi.

Windows

  1. Buka Settings > System > Recovery > Reset this PC.
  2. Pilih Keep my files agar data tidak hilang.

macOS

Gunakan fitur Erase All Content and Settings di System Settings > General > Transfer or Reset.

Langkah ini menghapus konfigurasi lama yang mungkin bentrok dengan update baru, sekaligus memberikan sistem yang bersih dan ringan.


Kapan Harus Membawa ke Teknisi?

Jika setelah rollback dan reset performa tetap menurun, kemungkinan ada kerusakan hardware seperti SSD mulai melemah atau RAM bermasalah.

Beberapa tanda fisik yang perlu diperhatikan:

  • Laptop cepat panas bahkan dalam keadaan idle.
  • Bunyi kipas sangat keras terus-menerus.
  • Sering terjadi freeze total meski aplikasi sedikit.

Dalam kasus seperti ini, servis profesional dapat melakukan diagnosa hardware dan mengganti komponen yang rusak, seperti thermal paste, SSD, atau modul RAM.


Kesimpulan

Update sistem operasi memang penting untuk keamanan dan kompatibilitas, namun tidak jarang membawa efek samping berupa penurunan performa sementara. Biasanya hal ini disebabkan oleh proses indexing, driver belum kompatibel, atau aplikasi latar belakang yang aktif.

Dengan melakukan pembersihan file sisa update, pembaruan driver, menonaktifkan startup yang tidak perlu, serta mengoptimalkan pengaturan daya dan tampilan, kamu bisa mengembalikan responsivitas laptop tanpa perlu instal ulang.

Jika semua cara sudah dilakukan namun kinerja tetap buruk, rollback atau reset bisa menjadi jalan terakhir sebelum membawa perangkat ke teknisi.

Ingat, update bukan musuh — hanya saja butuh sedikit penyesuaian agar sistem dan hardware bekerja selaras kembali. Dengan perawatan rutin, laptopmu bisa tetap cepat, stabil, dan siap menghadapi pembaruan berikutnya tanpa drama “lemot setelah update”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *